Rote Ndao, NTT
Tak ada kata yang sepadan untuk menggambarkn betapa kecewanya masyarakat di Kecamatan Pantai Baru bagian Selatan, khususnya Desa Nusakdale, Batulilok, Lenupetu hingga Sonimanu dan Oebau.
Lima (5) desa yang berbatasan langsung dengan Benua Australia ini, seakan tidak terbaca dalam peta NKRI. Betapa tidak, infrastruktur jalan yang menghubungkan wilayah ini dengan ibukota kecamatan dan ibukota Kabupaten Rote Ndao, sangat buruk.
Bahkan kondisi ini sudah sejak Indonesia merdeka hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang berarti.
Jalan tanah yang berbatu – batu ini baru pernah sekali dilakukan perkerasan namun karena sudah termakan usia, saat ini akses jalan tersebut hanya dipenuhi batu dan tanah.
Bahkan terdapat lubang yang cukup membahayakan pengguna jalan. Di lokasi tersebut, tak jarang terjadi kecelakaan lalulintas.
“Pernah ada mobil truk terbalik di sini, kalau motor sudah ulang – ulang orang celaka karena banyak kerikil dan batu di jalan”, kata MS, seorang warga Batulilok yang minta namanya disamarkan.
Menurutnya, setiap tahun jalur utama itu diusulkan dalam musrenbang desa, sampai kecamatan tetapi tidak pernah terealisasi.
“Kita cape usul, tiap tahun minta tapi tidak pernah dikerjakan. Katanya anggaran tidak cukup, tapi saya lihat tempat lain jalan licin. Kira – kira kita punya daerah ini masih masuk wilayah administrasi Kabupate Rote Ndao atau tidak”, ujarnya penuh kekecewaan.
Menurutnya, saat ini sudah mulai memasuki musim hujan, dengan demikian kerusakan jalan akan semakin parah.
“Hujan begini setengah mati, kami mau pergi jual hasil keluar juga sulit, jalan makin parah, mobil pick up sudah tidak bisa lewat, paling truk besar”, pungkasnya.
Ironisnya, sudah dua (2) orang wakil bupati berasal dari daerah ini. Bahkan wakil bupati yang masih menjabat saat ini adalah putra terbaik Pantai Baru Selatan tepatnya dari desa Sonimanu.
Tak hanya itu, saat ini terdapat satu orang wakil rakyat yang mewakili masyarakat di Pantai Baru Selatan, tepatnya di desa Lenupetu.
Namun, entah sampai kapan masyarakat terus menanggung derita, lalu kenyang dengan janji manis soal perbaikan jalan?
Hanya Satu Usulan
Anggota DPRD Kabupaten Rote Ndao, Yance A. Daik, mengaku sangat terpukul melihat kondisi jalan yang terus berulang tahun dengan kondisi yang memperihatinkan.
“Saat saya dipercaya mewakili masyarakat di Dapil II, khusunya Pantai Baru Selatan, saya bertekad untuk tetap tinggal di Lenupetu, ini saya maksudkan agar turut merasakan apa yang dirasakan masyarakat, sambil saya memperjuangkan kepentingan konstituen saya”, kata Yance.
Anggota DPRD dari Fraksi NasDem ini mengaku, apa yang dikeluhkan masyarakat benar – benar merupakan kebutuhan vital di wilayah tersebut.
“Waktu saya reses di Desa Batulilok, masyarakat hanya punya satu usulan, yakni perbaikan jalan. Padahal saya lihat banyak hal yang sebenarnya mereka butuhkan”, pungkas Yance.
“Wakyu itu, ibu pendeta usul Air bersih dan Jalan, tetapi beliau bilang kalau bisa perbaikan jalan saja karena kalau jalan bagus ekonomi bisa bertumbuh. Air bersih bisa diusahakan nanti”, imbunya Yance.
Bagi Yance, perbaikan jalan di wilayah Pantai Baru Selatan merupakan tanggung jawab di pundaknya sebagai wakil rakyat.
“Saya akan memperjuangkan aspirasi masyarakat yang telah saya peroleh saat reses”, katanya.
Dia juga meminta pemerintah agar lebih peka melihat kebutuhan masyarakat.
“Kita semua bekerja untuk masyarakat, karena itu kita harus peka melihat penderitaan rakyat”, tandas Yance.
Penulis : Mekris Ruy
Komentar