Goresan Pena Duka Guru SMP Pratu Andy, Onesimus : Selamat Jalan ke Keabadian

Rote Ndao, NTT

Keputusan Pratu Andy Tambaru, anggota TNI AD yang bertugas di Kodim 1627 Rote, mengakhiri hidup di usia yang masih sangat muda, memantik berbagai tanggapan publik.

Ada yang prihatin, pasalnya, apapun masalah yang dihadapi tidak seharusnya diselesaikan dengan cara bunuh diri, karena hidup dan mati merupakan otoritas Tuhan.

Ada pula yang marah, ketika mengaitkan dengan persoalan asmara dan budaya “belis” yang diduga sebagai pemicu tragedi “Minggu kelam”.

Di sisi lain, semua orang yang mengenal almarhum Andi, baik secara langsung maupun di dunia maya, merasakan duka yang sangat mendalam.

Kecewa, marah, prihatin, sedih dan kehilang melebur dalam perasaan duka yang bergemuruh.

Onesimus O Puling, mantan guru almarhum Pratu Andy ketika masih mengenyam pendidikan di SMP Negeri Satu Atap Batulai, menggoreskan pena dukannya di akun facebook pribadinya, sebagai bentuk luapan perasaan yang berkecamuk di sanubarinya.

“Mohon maaf beribu maaf kepada keluarga duka yang membaca tulisan ini,” begitulah Onesimus mengawali tulisannya.

“Saya menulis rasa dukacita ini kepada keluarga adik terkasih, namun dibalik dukacita yang saya goreskan lewat tulisan ini, ada juga bercampur prihatin terhadap keputusan yang telah adik Andi ambil untuk mengakhiri hidup.

Sekali lagi, saya memohon beribu maaf kepada keluarga duka,” imbuhnya.

Sebagai guru yang pernah mengajar almarhum Pratu Andi Tambaru di SMP Negeri Satu Atap Batulai selama 3 Tahun, Onesimus mengaku sangat terpukul  saat melihat foto dan video “kepergian” almarhum Pratu Andi tersebar luas di media sosial.

“Memang itu mungkin pilihan yang dianggap terbaik menurut Andi, tetapi bagi saya sebagai guru yang pernah mengajari Andi sangat prihatin, sebab di depan sana masih ada harapan yang begitu besar dari orang tua, adik-adik, keluarga, teman-teman  dan keluarga besar SMP Negeri Satu Atap Batulai yang mencintai serta menyayangi Andi,” urai Onesimus.

Dia mengisahkan, kendati Almarhum sudah menjadi anggota TNI, sikapnya tidak pernah berubah. “Setiap pagi dan saat pulang sekolah, ketika bertemu dan berpapasan dengan Andi di jalan, senyuman lesung pipi sejak masih di bangku SMP Negeri Satu Atap Batulai, tidak pernah berubah,” ungkap Onesimus penuh kesedihan.

Onesimus kembali mengingat suatu kebersamaan dalam kesederhanaan, saat beberapa Anggota TNI Kodim 1627 Rote Ndao bersama Pemuda Block M secara sukarela mengerjakan lapangan voli Ba’a pada tahun 2024.

“Sambil angkat campuran semen, adik Andi masih bernostalgia sambil tertawa dan tersenyum soal masa-masa SMP,” kenang Onesimus.

“Selamat Jalan Adik Pratu Andi Tambaru Menuju Keabadian,” ungkap Onesimus penuh haru.

Dikatakan Onesimus, bunuh diri kini telah menjadi perhatian global. Setiap tahun diperkirakan jumlah kematian akibat bunuh diri mendekati angka 800.000 kasus di seluruh dunia. Hal itu menunjukan bahwa angka tersebut setara dengan 1 kematian setiap 40 detik.

“Itulah sebabnya,  saya dan basudara semua punya beban moril untuk sampaikan kepada satu sama lain, bahwa tindakan pencegahan bunuh diri harus dilakukan agar angkanya tidak semakin meninggi di masa depan,” Dia mengingatkan.

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., dalam tulisannya berpendapat bahwa orang yang punya tekanan yang besar dan depresi adalah faktor utama bunuh diri.

“Tekanan yang sangat besar ini bisa disebabkan oleh kehilangan pekerjaan, konflik dengan pasangan, kehilangan orang yang disayang, adanya harapan yang tidak terpenuhi, dan lainnya. Banyak yang mau bunuh diri karena merasa sudah hopeless.” Onesimus mengutip pernyataan Ikhsan Bella Persada.

“Kita masih punya Tuhan yang tidak pernah tidur, yang bisa kita bercakap-cakap denganNya kapan saja dan di mana saja. Jika ada persoalan serumit apapun, jangan cari jalan pintas, tetapi bawalah dalam doa. Sebab tidak ada yang lebih menenangkan daripada kembali berbicara kepada Tuhan,” tandasnya. (Nyongky)

Komentar