Rote Ndao, NTT
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) memfasilitasi pengembangan Kacang Tanah varietas Lurik di Kabupaten Rote Ndao, dengan luas lahan sebesar 30 hektar.
Kacang tanah lurik dipilih untuk dikembangkan secara besar – besaran karena merupakan varietas kacang yang tahan layu dan berkualitas tinggi hingga bisa menembus pasar Eropa.
Kasie Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertania pada Dinas Pertanian dan Ketahangan Pangan Provinsi NTT, Hyasinta Funan, saat sosialisasi pengembangan kacang di desa Fatelilo, Kecamatan Pantai Baru, Kabupaten Rote Ndao, Jumat (16/10/2020), menjelaskan, sebagai langkah awal, Pemerintah dalam melalui Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi akan memfasilitasi sarana serta pendampingan oleh PPL terhadap pengembangan kacang tanah lurik organik di Kabupaten Rote Ndao.
“Pemerintah akan memfasilitasi sarana berupa traktor roda empat untuk pengolahan lahan dan pompa air untuk membantu mengairi lahan kacang tanah apabila terjadi kekeringan pada lahan yang diusahakan petani”, kata Hyasinta.
Diharapkan dalam pelaksanaan pengembangan kacang tanah lurik ini, petani tetap menjaga ketentuan standar organik agar kualitas hasil tetap terjaga dengan melakukan teknik budidaya yang baik dan benar agar kuantitas hasil dapat meningkat.
“Petani harus punya tekat yang kuat untuk berproduksi tidak hanya 30 hektar saja tetapi harus lebih luas lagi di seluruh wilayah Kaupaten Rote Ndao”, tegasnya.
Selain bantuan fasilitas dan tenaga pendamping, pemerintah juga sudah menyiapkan eksportir yang siap membeli semua kacang yang dihasilkan oleh petani.
“Pemerintah akan selalu mendukung serta memfasilitasi petani di Rote Ndao untuk kalau bisa tahun depan sudah bisa export kacang tanah organik ke luar negeri dengan negara tujuan Jerman”, pungkasnya.
Pada kesempatan ini itu, pemerintah juga menghadirkan pihak Bank/Penyalur KUR agar apabila dalam berusah, para petani ingin mengembangkan usaha taninya tidak harus sepenuhnya bergantung pada pemerintah, tapi dapat memperoleh modal usaha taninya melalui KUR dengan bunga yang disubsidi pemerintah dan petani hanya menanggung 6 persen.
“Saat ini 7 desa Kecamatan Pantai Baru dan Rote Timur yaitu desa Fatelilo, Lenupetu , sonimanu, oeledo, Keoen, Edalode dan Pengodua, yang akan dilakukan pengembangan kacang tanah lurik”, terangnya.
Gerso E Manafe, tokoh masyarakat Desa Fatelilo menyampaikan apresiasi dan trima kasih kepada pemerintah khususnya Dinas Pertanian Provinsi NTT dan Dinas Pertanian Kabupaten Rote Ndao dan PT Profil Mitra Abadi yang peduli terhadap petani Desa Fatelilo atas program pengembangan kacang tanah lurik.
“Kami menganggap ini sebuah program bahkan peluang bagi kami untuk memgembangkan apa yang sudah di sosialisasikan bagi kami”, kata Gio.
“Bukan hanya sebuah program saja tetapi pasarnya telah disiapkan oleh perusahaan sebagaimana apa yang sudah di sampaikan pihak perusahaan bahwa ketika kami bekerja mengikuti petunjuk standar yaitu standar organik maka tentu hasil kami akan dihargai dengan nilai jual yang sangat besar”, sambung mantan penjabat kades Fatelilo ini.
“Kami berharap pemerintah dari dinas pertanian provinsi dan kabupaten membantu sekaligus memfasilitasi traktor dan pompa air untuk kami bisa mengolah lahan yang sudah kami siapkan”, pinta anak muda yang saat ini mencalonkan diri sebagai calon kepala desa fateloli periode 2020 – 2026.
Dia juga menyampaikan terimakasih kepada Bank BRI yang sudah peduli dan membantu serta membuka peluang bagi petani untuk bisa memperoleh pinjaman melalui dana KUR dengan bunga rendah.
Laporan : Mekris Ruy
Komentar