TTS, NTT
Yayasan Pelita Kehidupan Masyarakat (YPKM) bersama Komunitas SoE Berbagi (Kasogi) menyerahkan bantuan bagi warga Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten TTS, Jumat (17/4/2021).
Hadir bersama YPKM dan Kasogi, Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay dan juga Pendeta Winda dari Surabaya bersama tim dari Jakarta.
Bantuan berupa paket sembako diberikan kepada 65 KK yang menjadi korban badai siklon tropis Seroja yang terjadi pada 4 April lalu.
Ketua YPKM, Sandy Mathias Rupidara mengatakan, pihaknya bersyukur bisa sampai di lokasi bencana dan melihat secara langsung kondisi warga yang terkena dampak.
“Ini adalah sebuah kehormatan bagi kami bisa hadir disini bersama-sama dengan Bapa Ibu semua,” ujar Sandy.
Menurutnya, kehadiran YPKM dan Kasogi di Desa adalah wujud dari cinta dan kepedulian terhadap sesama.
“Ini adalah bagian dari cinta kepada sesama sebagai wujud bahwa Tuhan Yesus lebih dulu mencintai kita maka kita juga harus mewujudkan cinta kasih Tuhan Yesus,” jelas Sandy.
Ia menjelaskan, YPKM dan Kasogi telah bersinergi dengan berbagai pihak termasuk Sinode GMIT dalam upaya penanggulangan pasca bencana di TTS.
“Kita berkolaborasi untuk bisa meringankan beban para korban yang terkena bencana saat ini,” jelasnya.
Sandy juga mengajak seluruh warga yang mengalami musibah maupun warga lainnya untuk sama-sama berdoa agar badai siklon tropis Seroja tidak lagi terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Wakil Bupati TTS, Johny Army Konay menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Desa Koa yang terkena musibah sebab dirinya baru bisa hadir setelah beberapa hari pasca bencana.
“Saya minta maaf tidak bersama Bapa Mama saat bencana. Saat itu saya sedang berada di Toinunuh, Desa Bena untuk mengevakuasi warga yang terkena banjir,” jelas Konay.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada YPKM dan Kasogi beserta tim dari Jakarta yang susah bersedia mengunjungi warga Desa Koa yang berbatasaan dengan Kabupaten Kupang.
“Kita bersyukur karena dengan adanya tangan-tangan yang tak terlihat yang dikirim oleh Tuhan untuk melayani masyarakat yang terkena bencana,” ujar Konay.
Sementara itu, Kepala Desa Koa, Yustus Bani menjelaskan, ada 12 KK di Desanya yang terpaksa harus mengungsi ke kantor Desa saat hujan berturut-turut selama dua hari.
Selain itu, sebanyak 27 KK harus kehilangan lawan sawah yang menjadi mata pencaharian mereka akibat terkikis arus banjir.
“Ada 27 KK yang sawahnya terkikis banjir yang luasnya mencapai 14,10 hektare. Dan dipastikan mereka tidak bisa mengolah sawah ditahun depan,” jelas Bani.
Menurutnya, ada sebagian warga yang sawahnya sudah ditanami dan sebagiannya siap untuk tanam.
Bahwa untuk bantuan sembako kedepannya kalau bisa untuk sarana prasarana seperti berenjong atau tembok penahan untuk melindungi luas lawan persawahan kami yang sudah terkikis banjir seluasnya 14,10 Hektar
Selain itu, ada 26 KK yang sempat terisolir karena longsor menutupi badan jalan. Sampai saat ini akses menuju lokasi 26 KK itu belum bisa dilewati kendaraan roda empat.
Tumpukan lumpur di tiga titik dan juga sebuah batu besar tepat berada di tengah jalan menjadi kendala menuju lokasi ke-26 KK itu.
Penulis : Daud Nubatonis (Kontributor MBN TTS)
Komentar