Kepedulian Sesama Jadi Kekuatan DS Mengasuh Bayinya, Kendati Trauma karena Diperkosa

Kupang, NTT

Musibah yang dialami DS, putri kecil Ukribat Seo, siswi kelas 2 salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kabupaten Kupang, akibat perbuatan asusila yang dilakukan oleh seorang pria bejat dengan merenggut paksa kesucianya di semak belukar di seputaran Bukit Cinta Penfui, Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Februari 2018 lalu, meninggalkan trauma yang cukup mendalam.

Begitu polosnya gadis kecil Ukribat, hingga Dia sendiri, ketika itu, tidak tahu jika sedang “berbadan dua” akibat musibah yang dialaminya.

Terkuaknya “kisah hitam” itu, ketika April 2018, DS mengeluh pusing dan sering muntah – muntah kemudian Ukribat dan Istrinya Marci Sopaba, membawa putrinya DS ke puskesmas untuk berobat.

Ibarat disambar petir, Ukribat dan Marci menerima hasil pemeriksaan tim medis. Betapa tidak, putri kecil mereka dinyatakan positif hamil.

“Saat saya tanya kenapa bisa begini, Dia (DS) katakan diperkosa oleh Aner Sabu, orang yang selama ini sudah dianggap saudara”, kenang Ukribat.

Sejak itulah kisah pilu DS berawal. Hari – hari DS begitu kelam. Dia berubah menjadi pendiam, sering ngelamun dan menangis.

Perut DS semakin membesar. DS pun berhenti bersekolah. Tidak ada lagi canda tawa bersama rekan sebayanya di sekolah. Hari – harinya begitu pahit di usianya yang begitu muda.

Baca Juga:  Soal GOR Kabupaten Kupang, Anton Natun : Pemerintah Harus Hati - Hati

Derita itu terus berlanjut ketika 30 November 2018, DS resmi menjadi seorang ibu di usiannya yang masih tergolong anak – anak, yakni 14 Tahun.

Gubuk derita Ukribat sekeluarga

Gubuk reot berukuran 3×4, lantai tanah, dinding kayu, sebagian dindingnya adalah pagar tembok milik tetangga, menjadi tempat keluarga Ukribat bernaung, termasuk bayi mungil DS.

“Kami ada 8 orang, Bayi dan ibunya di Ranjang yang lain tidur di lantai”, ungkap Ukribat.

Ukribat mengatakan kendati hidup susah Ia tidak pernah mengeluh, Ia selalu bekerja keras agar anak – anaknya bisa sekolah.

Dia berharap, setelah musibah ini, putrinya bisa kembali bersekolah agar masa depannya lebih baik.

Dia mengatakan apa yang dialami putrinya bukan merupakan aib yang harus ditutupi tetapi musibah yang bisa saja dialami siapa pun.

“Saya percaya setiap cobaan yang Tuhan izinkan terjadi, tidak akan melampaui batas kemampuan umatnya”, ungkap Ukribat berkaca – kaca.

Pada kesempatan itu Ukribat menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berempati dan membantu, baik secara moriil maupun materiil.

“Terima kasih untuk semua pihak yang sudah peduli dengan musibah yang kami alami. Saya berharap pihak kepolisian dapat menuntaskan kasus ini dan pelaku mendapat hukuman yang setimpal dengan perbuatannya”, pungkas Ukribat.

Baca Juga:  OMG, OJK Belum Terima Permohonan Izin Kelayakan Bank NTT Semau

Dukungan Mengalir

Viralnya kisah pilu DS di media massa menggugah nurani netizen untuk memberikan dukungan dan motivasi.

Belum lama ini beberapa orang dari negara tetangga, seperti Hongkong, Singapura, dan Timor Leste, menunjukan kepedulian mereka dalam bentuk sumbangan kasih.

Selain itu sumbangan moriil berupa doa dan motivasi terus disampaikan kepada DS baik melalui postingan di medsos (facebook) maupun langsung di rumah DS yang beralamat di RT 028 RW 012, Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, tepatnya di depan SMP/SMA Adven, Tanah Merah.

Kamis, 17 Januari 2019, sore, sejumlah wartawan dari media online dan elektronik menyambangi rumah DS untuk memberikan bantuan seadanya.

Chris Bani, Pimpinan Media Info NTT bersama crew, saat memberikan bantuan sembako kepada DS dan Keluarga, memotivasi DS untuk tetap semangat menjalani kehidupan.

“Kami bangga dengan ketabahan mu adik, kamu harus bangkit untuk mengejar cita – cita mu, kamu pasti bisa”, ungkap Chris menyemangati.

Di tempat yang sama, Andy Sulabesi, wartawan senior dari Radio Suara Kasih, saat menyerahkan sejumlah sumbangan kasih, yang langsung diterima DS didampingi orang tuanya Ukribat dan Marci, meminta DS agar tetap melanjutkan pendidikan.

Baca Juga:  Nasib Korban Bencana di Desa Merbaun, Hanya Dapat 1 butir Telur dan Sebungkus Mie Instan

“Soal pendidikan harus optimi. Kamu harus lanjut sekolah nak. Ingat, harus belajar, masa depan mu masih panjang. Banyak orang mengalami hal seperti ini tetapi mereka lajutkan sekolah dan pada akhirnya berhasil dan berguna bagi masyarakat. Apalagi usia masih terlalu muda”, ujar Andy memotivasi.

Melihat kondisi rumah yang cukup memprihatinkan di musim hujan, Andy meminta agar DS menjaga kesehatannya karena menurut Andy, kesehatan dan kebugaran DS sangat dibutuhkan oleh bayi mungilnya.

“Jaga kesehatan, makan yang banyak biar ASI bagus sehingga si kecil sehat”, pesan Andy.

Sang Dosen Dermawan saat menggendong bayi DS

Hadir juga seorang Dosen dari Universitas Nusa Cendana. Dengan penuh kelembutan sang Dosen menggendong bayi DS. Di usap kepalanya sambil di cium. Bahkan tak sadar pria ini menesteskan air mata.

Senada dengan para jurnalis, pria ini juga berpesan agar nantinya DS harus melanjutkan pendidikan.

Sebelum beranjak dari gubuk derita DS sekeluarga, sang Dosen meninggalkan bingkisan kasih.

“Ini ada sedikit berkat, bisa digunakan untuk membeli susu adik bayi”, ujar sang Dosen, kemudian pamitan untuk pulang.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, mengembalikan kepercayaan diri DS untuk bangkit. Bahkan kepedulian itu memampukan DS merawat bayinya. (MBN01)

Komentar