OMG, 7005 Pelamar CPNS Provinsi NTT ‘Bertarung’, Hanya 89 Lulus

Kupang, NTT

Pelaksanaan seleksi kompetensi dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) tahun 2018, yang digelar di dua (2) lokasi berbeda yakni Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO) Flobamorata Kupang dan Politeknik Negeri Kupang, hasilnya sungguh di luar dugaan dan sangat memprihatinkan

Betapa tidak, total peserta yang mengikuti seleksi kompetensi dasar sebayak 7.005 orang dan yang lulus passing grade hanya 89 orang atau 1.3%, sedangkan yang tidak lulus 6916 orang atau 98.7%.

Baca Juga:  Ini Dia Sosok yang Mengoyak 'Kejamnya' Passing Grade di Sabu Raijua

Sementara kuota yang diberikan kepada pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebanyak 587.

“500 untuk formasi guru, 30 tenaga kesehatan dan 57 tenaga teknis lainnya”, jelas Koordinator Lokasi SKO, Maria Agnes Ina Odjan, SS, kepada metrobuananews.com di lokasi kegiatan, Senin (5/11/2018).

Ditanya terkait langkah pemerintah menyikapi jumlah lulusan yang tidak memenuhi kuota yang diberikan, Agnes mengatakan, semuanya merupakan kewenangan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Baca Juga:  Hari Kedua Ujian CPNS Provinsi NTT, Hanya 19 Orang Lulus

“Setelah test semua berkas akan diserahkan ke sana (BKN), semua kewenangan ada di sana. Di sini saja panitia daerah hanya mengawasi di luar, semuanya dihandel orang dari pusat (BKN)”, jelas Agnes.

Terpisah, seorang peserta, Arifin Adriat Pratama Lolok, S.Pd, seorang peserta asal Rote Ndao yang gagal dalam test tersebut mengatakan sebagai manusia tentu Ia kecewa tetapi menurutnya hidup harus terus berjalan.

“Soal cukup sulit tapi waktunya kurang”, ungkap Ade, sapaan akrabnya.

Baca Juga:  Anda Pelamar CPNS 2019 di NTT? Cek Lokasi Test di Sini

Menurut Ade, soal sejumlah 100 nomor seharusnya dibutuhkan waktu minimal 100 menit, tetapi waktu yang diberikan cuman 90 menit, artinya waktu untuk mengerjakan 1 nomor kurang dari 1 menit.

“Ini perlu dikaji kembali oleh BKN, terbukti bahwa yang lulus tidak sampai 100 orang dari 7000an orang. Kendala yang kami (semua peserta) alami sama yakni waktu sangat kurang”, pungkas Ade. (MBN01)

Komentar