Terima Amplop Isi Uang, Lely Amtiran Akui Daniel Taimenas Sebut Titipan Melki Laka Lena

Kupang, NTT

Warga desa Tunbaun, Kecamatan Amarasi Barat, Lely Amtiran mengakui jika politisi Golkar, Daniel Taimenas memberikan sejumlah uang kepadanya dan mengatakan jika uang tersebut adalah titipan dari calon gubernur NTT, Melki Laka Lena.

“Waktu serahkan amplop itu ada sebut titipan dari Melki Laka Lena,” jelas Lely Amtiran saat dikonfirmasi awak media, Rabu (16/10/2024).

Kendati di dalam video yang beredar, ketua DPRD Kabupaten Kupang itu menyebut bahwa titipan tersebut dari Melki Laka Lena  sebanyak tiga (3) kali namun Lely berkilah bahwa hanya sekali.

“Hanya satu kali saja bukan tiga kali,” ujarnya.

Lely menjelaskan, uang yang diterima dari Daniel Taimenas sejumlah Rp1,5 juta. Uang tersebut katanya, sudah diminta sejak dua (2) bulan lalu.

“Bapa Dan itu bapa ani saya, saya minta dana kepada bapak Dan Taimenas  untuk kegiatan gereja dua bupan lalu,” jelas Lely.

Namun karena kesibukan, lanjut Lely, sehingga Daniel Taimenas belum juga memberikan batuan yang Ia minta.

“Minggu lalu pas hari Rabu, saya WA lagi, kebetulan dana kita masih kurang, saya bilang bapa maaf mengganggu, saya mau kasitau lagi kami mau lomba tanggal 27, bisa bantu sdkt ko,” terang Lely.

Menurutnya, Daniel Taimenas langsung merespon dan meminta dirinya untuk mengunpulkan ibu – ibu wanita GMIT untuk kepentingan penyerahan bantuan.

“Pada hari kamis (10/10) jam 5 sore, bapa Dan datang dan dalam pertemuan itu tidak ada yang singgung kampanye, hanya omong pembagian kelompok tenun ikat,” katanya.

Dia mengatakan bahwa tidak ada unsur politik dalam pertemuan tersebut, kendati Daniel Taimenas menyampaikan secara fulgar bahwa bantuan yang diberikan adalah titipan dari Melki Laka Lena.

“Uang yang dikasi pak Dan mau pakai untuk lomba paduan suara, saya ini ketua panitia,” tegasnya.

Obed Siki, salah satu warga kepada awak media menjelaskan, pertemuan yang digelar pada Kamis (10/10/2024) bukan pertemuan politik namun Daniel Taimenas hadir secara tiba – tiba.

“kita dapat telepon dari Ibu Lely untuk rapat persiapan lomba Paduan suara gereja. Kami datang ikut rapat, tidak lama ada satu mobil masuk, Saat mobil berhenti bapak Dan Taimenas turun dari mobil, kami terkejut dan bingung,” jelas Obed.

Dia mengatakan ketika Daniel Taimenas duduk kemudian berbicara dengan Lely Amtiran, mereka bingung karena tidak mengetahui tujuan kedatangan Ketua DPRD tersebut .

“Tidak lama kemudian pak Dan kasi keluar amplop dan serahkan ke ibu Lely dan bicara seperti yang ada di video yang beredar,” jelasnya.

“Sesuai dengan yang ada di video, pak Dan sebut bahwa uang itu titipan dari Melki Laka Lena,” imbuhnya.

Obed berharap masalah ini harus diselesaikan sesuai aturan yang berlaku, karena mereka tidak ingin dibawa – bawa dalam persoalan politik uang.

“Kami datang itu untuk rapat persiapan lomba panduan suara gereja tapi penjelasannya malah lain, ada penyerahan uang dari pak Dan Taimenas yang katanya titipan dari Melki Laka Lena, kami tidak kenal Melki yang mana,” tegas Obed.

Senada, Foni Kause menjelaskan bahwa pemberitahuan awal dari Lely Amtiran kepada dirinya bahwa akan digelar pertemuan bersama kaum ibu di rumahnya untuk kegiatan lomba paduan suara.

“Bu Lely ke rumah itu kasi tahu kalau pertemuan kaum ibu gereja untuk lomba paduan suara. Bu Lely tidak pernah kasi tahu kalau ada orang lain datang selain kaum ibu. Jadi Saya siap rumah untuk pertemuan kaum ibu,” ujar Foni.

Saat pertemuan, lanjut Foni, ada mobil hitam datang ke rumah. “saya tidak tahu maksud kedatangan mobil itu,” tandasnya.

Setelah mobil hitam berhenti, ternyata yang turun adalah Daniel Taimenas. “Selanjutnya saya tidak tahu karena saya sibuk di dapur,” jelas Foni.

Lebih lanjut Foni menjelaskan, setelah Daniel Taimenas pulang, barulah Ia keluar dan bergabung bersama ibu – ibu yang hadir.

“Pembahasan soal kegiatan gereja tidak ada. Ibu Lely sampaikan kalau pak Dan Taimenas titip uang untuk ibu – ibu sebesar Rp1,5 juta,” jelasnya.

“Setelah saya lihat video itu saya rasa takut (video viral di medsos). Saya merasa ditipu, karena informasi yang saya dapat sejak awal lain tapi pelaksanaannya lain jadi saya takut,” imbuhnya.

Tokoh masyarakat desa Tunbaun, Kornelis Nenohara, mengatakan sebagai tokoh masyarakat dan tokoh  jemaat, pihaknya merasa prihatin.

“Mendengar masalah ini saya merasa bahwa sepertinya mereka menggunakan urusan lembaga (gereja) untuk kepentingan politik,” kata mantan Camat Amarasi Barat itu.

“Ini kan seperti kita ketahui bahwa tidak boleh lakukan hal – hal seperti ini apalagi pada masa kampanye dan nanti masyarakat atau jemaat kita bisa diproses macam – macam,” imbuhnya.

Kornelis menjelaskan, bahwasanya di gereja GMIT Sesawi memang ada kegiatan dan membutuhkan biaya namun dana untuk kegiatan tersebut sudah tersedia.

“Kami sudah siapkan biaya untuk kepentingan itu, lalu mau alaskan (uang) itu untuk apa,” ujarnya heran

Dia berharap, pihak berwenang seperti panwas, polisi atau aparat penegak hukum lainnya segera mengambil sikap untuk menyelesaikan masalah dugaan politik uang ini.

“Hal seperti ini masuk dalam hal penipuan, karena mengundang agenda gereja tetapi dalam pertemuan tidak membahas agenda itu. Ini membuat jemaat kita resah dan bisa berakibat buruk bagi jemaat kita di sini. Kalau mereka baku marah saja kita omong soal pembangunan di gereja tidak bisa jalan lagi,” tegasnya.

Komentar