Viktor – Josef Penuhi Janji, 883,65 Km Jalan Rusak “Disulap” jadi Licin

Kupang, NTT

Komitmen Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Viktor Laiskodat dan Josef Nae Soi untuk “menyulap” 906 kilometer jalan provinsi menjadi licin dalam masa pemerintahannya, mulai terwujud.

Dalam masa kepemimpinan Viktor – Josef, sudah 883,65 Km jalan provinsi dengan kondisi rusak berat, sedang dan ringan, berhasil diperbaiki.

Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi, dalam sambutannya pada HUT ke 63 Provinsi NTT, mengatakan, pentingnya kerja kolaboratif dan sinergi antar semua lini dan sektor untuk bisa mencapai pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat.

Dengan kerja kolaboratif, banyak hal yang telah dicapai dalam masa krpemimpinan mereka. Diantaranya, sektor infastruktur, pariwisata, peternakan, perikanan dan kelautan, pertanian, pengelolaan aset daerah, hingga peningkatan SDM dan kesejahteraan ASN, percepatan vaksinasi covid 19 dan penanganan stunting.

Dalam pembangunan infrastruktur sampai dengan bulan desember tahun 2021, dari 906 km jalan provinsi yang rusak berat dan ringan, sudah dilakukan perbaikan sebanyak 883,65 Km.

“Tahun 2020, jalan provinsi sepanjang 365,03 km, dan tahun 2021 sebanyak 518,62 km yang sudah diperbaiki,” jelas Nae Soi.

Baca Juga:  Capaian dan Mimpi Victory Josh di Tengah Badai Corona

“Sisanya 22,35 km akan dituntaskan pada tahun 2022,” imbuhnya.

Lebih lanjut dijelaskan, pembangunan jalan tersebut memanfaatkan sumber pembiayaan dari Pinjaman Bank NTT dan  PT. SMI, serta  Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan program hibah jalan daerah.

“Kita juga wajib berbangga karena Pemerintah Provinsi NTT mendapatkan peringkat tiga nasional dalam kategori kinerja pemerintah daerah penyelenggaraan jalan,” ungkapnya.

Selain infrastruktur jalan, pemprov NTT melalui sektor peternakan juga telah mempelopori pengembangan sapi Wagyu untuk menghasilkan daging premium melalui teknologi inseminasi buatan (IB).

“Saat ini telah menghasilkan 72 ekor sapi dan pembukaan Rens Sapi Wagyu di Desa Kabaru, Kabupaten Sumba Timur sebagai pusat pembibitan dan pengembangan sapi wagyu,” jelas Wagub.

Lebih lanjut dijelaskan, pada tahun 2022, akan dibangun reservoar untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman pakan maupun untuk konsumsi 100 indukan sapi wagyu yang akan dikembangkan di kawasan tersebut.

Selain Sapi, prmerintah juga telah memfasilitasi dalam bentuk pembinaan dan pendampingan perusahaan ayam yang memiliki potensi untuk disertifikasi sebagai Kompartemen bebas AI (Avian Influenza).

Baca Juga:  Wings Group Sediakan 150 Sarana Sanitasi di Seluruh Indonesia

“Pada 17 Desember 2021, untuk pertama kalinya terdapat dua perusahaan lokal peternak ayam di NTT yang mendapatkan sertifikasi Kompartemen bebas AI oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia sehingga bisa melakukan ekspor produk unggas ke Republik Demokratik  Timor Leste (RDTL),” kata Nae Soi.

Sedangkan untuk sektor pertanian dan ketahanan pangan, pemerintah memfasilitasi petani dengan program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) pada musim tanam Oktober – Maret 2019/2020 dilaksanakan di 7 Kabupaten yaitu Kabupaten Kupang, TTS, TTU, Belu, Malaka, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya.

“Targetnya adalah 2.400 Ha namun yang terealisasi seluas 2.310,53 Ha  dengan produksi 9.538,90 ton,” terangnya.

Sedangkan pada musim tanam April-September 2020 dilaksanakan di 16 Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Rote Ndao, Flores Timur, Ende, Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat dengan luasan lahan 5.210 Ha dan realisasi tanam seluas 1.732 Ha dengan realisasi panen seluas 1.109,16 Ha dengan produksi mencapai 2.258,18 ton.

Baca Juga:  Gempur Stunting, Wagub Ajak Warga NTT Tanam dan Konsumsi Kelor

“Untuk tahun 2021, pada musim tanam Oktober-Maret 2021 sudah dilaksanakan di 16 Kabupaten yaitu  Kabupaten Kupang, TTU, TTS, Belu, Malaka, Sumba Timur, Sumba Barat Daya, Rote Ndao, Flores Timur, Ende, Ngada, Manggarai, Manggarai Timur, Manggarai Barat, Sumba Tengah dan Sumba Barat dengan luasan lahan terverifikasi seluas 8.183 Ha realisasi tanamnya seluas 8.098,5 Ha dengan jumlah realisasi panen seluas 4.947 Ha dan produksi mencapai 15.117 ton,” katanya.

Pada pengelolaan sektor pariwisata, untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas,  telah dilakukan kerjasama dalam bentuk nota kesepahaman antara Pemerintah Provinsi  NTT dengan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memperkuat tata kelola fungsi kawasan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan di Taman Nasional Komodo. (Advertorial)

 

Komentar