Bayi Penderita Hidrosefalus Mulai Dibantu Dermawan

Kupang, NTT

Pasca-pemberitaan media terkait bayi penderita Hidrosefalus di Kupang, NTT dan pasrah dengan keadaan, para donatur mulai tergerak untuk memberikan bantuan.

Seorang dermawan yang ingin disebut sebagai Hamba Allah di Kota Kupang, langsung merespon dengan memberikan sejumlah bantuan.

“Saya prihatin dengan keadaan bayi ini dan saya bantu ini sekedar meringankan beban dan kebutuhan bayi, serta keluarganya,” ujar Hamba Allah, Sabtu (9/10) malam.

Bantuan itu dititipkan sang dermawan melalui Kapolsek Kelapa Lima, Kompol Sepuh Siregar dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Oesapa, Bripka Kefaz Tafoki.

Bantuan yang dibawa berupa beras, mie instan telur serta uang tunai. Bantuan dari Hamba Allah tersebut langsung diantar Kapolsek Kelapa Lima dan Bhabinkamtibmas Kelurahan Oesapa, di jalan Suratim, RT 05, RW 13, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Kapolsek bertemu langsung dengan Yane Selan dan cucunya Yuanita Banamtuan yang merupakan penderita hidrosefalus.

Kapolsek berdialog dengan Yane Selan dan menanyakan keadaan dan kondisi bayi Yuanita.
Kapolsek pun menyerahkan titipan bantuan sembako dan uang tunai dari sang dermawan kepada Yane Selan.

“Semoga bantuan ini bisa membantu perawatan dan pengobatan Yuanita dan sembako bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujar Sepuh Siregar.

Yane Selan pun hanya bisa tertegun dan haru karena tidak menyangka mendapatkan perhatian dan bantuan dari dermawan.

Walau bantuan ini dititipkan, namun Yane mendoakan sang dermawan dan keluarga serta Kapolsek Kelapa Lima selalu diberkati Yang Maha Kuasa.

“Terima kasih untuk bantuan ini. Bantuan ini sangat membantu cucu saya untuk pengobatan selanjutnya,” kata Yane.

Ia juga berharap semoga suatu saat, bisa bertemu sang dermawan untuk sekedar menyampaikan ucapan terima kasih.

Sebelumnya, Yuanita Banamtuan terbaring tak berdaya dalam sebuah kontrakan reot berukuran 3×3 meter, di jalan Suratim, RT 05 RW 13, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur.

Balita malang berusia empat tahun itu menderita  Hidrosefalus atau enumpukan cairan dalam rongga fertikel otak.

Yuanita diasuh sendiri oleh sang nenek Yane Selan, setelah ditinggal merantau oleh ayah dan ibunya yang kini tak lagi berkabar sejak Yuanita berusia satu tahun.

Tiga bulan terakhir ibu kandung Yuanita sudah tidak memberi kabar, serta menafkahi dia dan neneknya.

Kehidupan nenek Yane Selan dan bocah Yuanita Banamtuan sungguh memperihatinkan. Mereka berdua bergantung pada belas kasih kerabat, serta tetangga.

Dengan berurai air mata, nenek Yane menceritakan kisah pilu Balita Yuanita. “Waktu lahir Dia (Yuanita) normal tapi kepala lembek seperti tidak ada tulang,” kata Yane, Sabtu (9/10).

Saat Yuanita berumur dua bulan, ukuran kepalanya mengalami perubahan. “Dia menangis terus dan kepalanya mulai tambah besar,” ungkap nenek Yane.

Karena tidak memiliki biaya, sakit yang diderita bayi Yuanita tidak segera ditangani. “Setiap saat kepalanya tambah besar. Dia tidak bisa duduk, hanya tidur saja dan digendong saja,” ujar Yane.

Berbekal surat keterangan tidak mampu, bayi Yuanita pernah dioperasi pada tahun 2020. Namun setelah itu tidak dilakukan perawatan lanjutan, lagi-lagi ketiadaan biaya.

“Untuk makan saja kami susah pak, apalagi untuk berobat,” ujar nenek Yane sambil menitikan air mata.

Dalam ketidakberdayaan, nenek Yane dan Yuanita pasrah pada kebesaran Tuhannya. “Semoga cucu saya suatu saat bisa sembuh. Dia mengerti apa yang kita omong tapi Dia tidak bisa balas,” tandasnya.

Camat Kelapa Lima, I Wayan Astawa saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi nenek Yane dan Yuanita.

“Untuk bayi Yunita, kami mendapat informasi bahwa dia menderita gizi buruk dan Hidrosefalus. Sesuai rencana kerja, kami melakukan monitoring terhadap seluruh penderita gizi buruk di wilayah kecamatan Kelapa Lima, termasuk bayi Yunita,” jelas Wayan.

Dia menyayangkan para penderita gizi buruk, termasuk keluarga bayi Yunita tidak terdata sebagai penduduk di Kota Kupang. Namun pihaknya akan berusaha untuk memberikan pelayan terbaik bagi bayi Yunita.

“Dengan kepengurusan yang sudah dibantu oleh teman – teman lurah, adik ini kita akan ajukan BPJS kemudian kita akan tindaklanjuti penanganan tahap kedua, dan kita usahakan untuk dibiayai oleh pemerintah,” ungkap Wayan.

Camat juga mengimbau seluruh masyarakat dari luar kota Kupang yang berdomisili di Kota Kupang, agar melapor kepada pemerintah setempat sehingga memudahkan dalam penanganan gizi buruk dan stunting. (*/

Komentar