Diduga Ada Proyek Bencana Seroja Siluman di Areal Bendungan Rotiklot Atambua

Kupang, NTT

Pekerjaan Penanganan longsor yang terjadi di areal sungai Rotiklot disekitar Bendungan Rotiklot di Desa Fatukety, Kecamatan Kakukuk Mesak, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Dua (BWS-NT2) dengan dana Bencana Seroja diduga dilakukan tidak sesuai mekanisme Bencana. Pasalnya, Kerusakan yang terjadi di lokasi tersebut bukan akibat bencana Seroja pada 05 April 2021 lalu melainkan adanya dugaan kelalaian pengoperasian pintu penguras Bendung pada Bulan Maret sebelum bencana Seroja terjadi.

Penanganan terhadap longsor di areal Bendungan Rotiklot dengan sistem Bronjong oleh Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara dua dengan dana Bencana alam Seroja senilai Belasan milyar Rupiah diduga tidak sesuai prosedur dana Bencana mengingat kerusakan tersebut bukan disebabkan hantaman banjir pada saat badai seroja terjadi awal bulan April 2021 lalu.

‘kami heran juga kok bisa longsor di bulan Maret karena kelalaian pengoperasian pintu penguras Bendung kok masuk bencana alam, sementara dokumen yang ada di kami, kerusakan itu terjadi di bulan Maret atau sebelum bencana.” Ujar salah seorang sumber terpercaya yang enggan untuk disebutkan namanya saat menghubungi media ini pada Kamis, 05/08/2021

Menurutnya, kerusakan akibat kelalaian pengoperasian pintu penguras itu harus tidak terjadi jika semua prosedur dilalui, namun mengingat ada perintah atasan sehingga terjadi pembukaan pintu penguras dan air langsung menghantam dinding sungai.

“Kalau perintah atasan pasti siapapun dia akan ikut meski akan terjadi hal yang fatal dan buktinya air dari bendung menghantam diding sungai dan merusak fasiltas milik Proyek Air Tanah Air Baku (ATAB) yakni pipa distribusi yang baru dibangun beberapa tahun lalu di lokasi itu”.katanya.

Sumber itu juga menjelaskan, saat ini proyek itu dimasukan dalam Paket Bencana Seroja dengan nilai Belasan Milyar Rupiah yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya dan fisiknya sudah mencapai ,100 persen.

“Rusak bukan karena bencana tetapi atas perintah Pimpinan masuk dalam Paket Bencana Seroja dan sudah ditangani dengan dana tanggap darurat bencana ini kesalahan besar yang dibuat oleh pimpinan”. Tandasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara Dua (BWS-NT2) Kupang Agus Sosiawan yang dikonfirmasi usai penandatanganan sejumlah Paket OP di kantor BWS-NT2 Kupang pada Rabu, 28/07/2021 lalu mengatakan, seluruh kerusakan sarana dan prasarana milik SDA di wilayah NTT ditangani oleh tim bencana Pusat.

“Bencana Seroja itu ditangani oleh tim Satgas bencana Pusat dan kita hanya menyuplai data kerusakan sesuai fakta lapangan.”katanya singkat.

Dikatakan, seluruh kerusakan infrastruktur akibat bencana Seroja ditangani oleh tim dan bukan oleh Balai Sungai.
“Kalau bencana ada tim Satgas Bencana Pusat untuk Dua Wilayah yakni NTT dan NTB yang tangani.”Pungkas Agus.

Soal kerusakan di Sekitar Bendungan Rotiklot menurut Kasatker Sungai Pantai BWS-NT2 Hendra Gunawan, memang ada kerusakan sedikit di bantaran sungai sebelum bencana Badai Seroja, kerusakan tersebut diperparah dengan terjadinya badai seroja awal April lalau.

“Memang itu ada kerusakan sebelumnya, tetapi pas badai seroja tambah parah dan dimasukan dalam paket bencana atas usulan Bupati dan Gubernur NTT.”katanya.(tim).

Komentar