Sumba Tengah, NTT
Terdapat 43 Hektare (Ha) lahan pesisir di kabupaten Sumba Tengah, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ditanami 135.900 anakan Mangrove. Lahan tersebut tersebar di empat desa yaitu
desa Wendewa Utara, desa Manu Wolu, desa Ngadubolu dan desa Lenang.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH) Sumba Tengah Edward Umbu Botu dalam rilisnya yang diterima media ini, Rabu, (25/11) siang mengatakan, kegiatan penanaman puluhan ribu anakan Mangrove itu mulai sejak 18 November lalu di desa Wendewa Utara.
Lanjut Edward, penanaman anakan Mangrove di empat desa itu melibatkan 200 masyarakat yang didanai oleh pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah pandemi Covid-19, dan untuk mengatasi degradasi kawasan pesisir atau pemulihan kawasan pesisir.
“Kami sudah mulai melakukan penanaman anakan Mangrove sejak 18 November lalu sedangkan seremonial pembukaan yang menghadirkan Wakil Bupati Sumba Tengah itu baru tanggal 23 November di desa Wendewa Utara. Kami melibatkan 200 pekerja yang sistem pembayarannya langsung dari KLHK ke rekening masing-masing pekerja sebagai upaya mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah pandemi Covid-19. ” jelasnya.
Lebih lanjut Edward mengaku bahwa proses penanaman anakan Mangrove saat ini sedang berlangsung di dua desa sehingga ditargetkan akhir November penanaman di empat desa tersebut selesai.
Ia merincikan, luas lahan yang ditanami anakan Mangrove di desa Wendewa Utara seluas 14 Hektare, desa Manuwolu 9 Hektare, desa Ngadubolu 7 Hektare dan desa Lenang 13 Hektare.
“Kita target akhir November sudah selesai di empat desa itu supaya awal Desember kita bisa lihat dan mengganti anakan yang tidak tumbuh.
Selain pemulihan ekonomi nasional juga ini merupakan salah satu upaya untuk meminimalkan dampak bencana bila air laut naik.” ujarnya.
Menurut dia, Mangrove sangat bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Selain berfungsi sebagai Bumper daratan atau mengurangi dampak buruk akibat air laut yang tiba-tiba naik, mangrove juga bermanfaat bagi ikan, udang, kepiting atau biota laut lain sehingga dapat berkembang dengan baik. Lingkungan pun akan terasa lebih sejuk dan lebih indah.
“Yang utama kita harapkan akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat sekitar. Melalui program ini dapat juga membuktikan kepada dunia bahwa kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NTT, Indonesia peduli terhadap pemulihan lingkungan dengan tetap berupaya untuk menjalani masa pandemi ini dengan tetap optimis.” cetusnya.
Ia berharap melalui kegiatan itu dapat membantu untuk membangun kepedulian masyarakat dalam menjaga, merawat dan memelihara ekosistem Mangrove.
Terpisah, Wakil Bupati Sumba Tengah, Daniel Landa mengatakan, penanaman mangrove melalui program padat karya itu sangat bermanfaat bagi seluruh masyarakat Sumba Tengah.
Lanjut Daniel, masyarakat harus terlibat aktif dalam menjaga, merawat, dan memelihara tanaman tersebut agar tumbuh dan berkembang sampai dinikmati generasi muda di masa yang akan datang.
“Ketika kita melakukan penanaman ini, maka kita berharap tanaman Mangrove ini bertumbuh, berkembang, dan memberikan hasil bagi kita. Penanaman mangrove ini sangat bermanfaat bagi kita semua, saya menyampaikan kepada seluruh masyarakat yang ada di Mamboro ini agar mari kita menjaga tanaman yang sudah kita tanam supaya bertumbuh dan berkembang serta bermanfaat bagi anak cucuk kita.” ungkapnya. (***)
Komentar