Rote Ndao, NTT
Pembangunan saluran irigasi di Desa Lenguselu, Kecamatan Rote Selatan, Kabupaten Rote Ndao, yang bersumber dari Dana Desa, tahun anggaran 2019, sebesar Rp155 juta lebih, diduga dikerjakan asal jadi. Akibatnya bangunan tersebut mulai hancur.
Ferkis Saudale, warga desa Lenguselu, kepada metrobuananews.com, mengatakan, sebagai pemanfaat, pihaknya sangat menyayangkan sikap pemerintah desa sebagai pelaksana kegiatan yang terkesan asal jadi melaksanakan pembangunan saluran irigasi di Dusun Saloe, Desa Lengguselu, kecamatan Rote Selatan.
“Semula kepala tukang bilang campuran semen dengan pasir 1 : 6, (1 sak semen berbanding 6 sak pasir), kemudian hari berikutnya pihak Pelaksana Kegiatan Anggaran (PKA) memerintahkan untuk merubah menjadi 1 : 9 (1 semen : 9 pasir). Kemudian kami tanya PKA, mereka bilang itu atas perintah kepala Desa. Maka hasilnya seperti sekarang ini, sudah pecah-pecah”, ungkapnya
Terpisah, ketua BPD Lenguselu, Hendra Saudale, mengatakan, Ia tidak begitu memahami persoalan teknis pembangunan irigasi dimaksud, karena tidak pernah melihat RAB.
“Dari awal menyangkut RAB kami BPD tidak dapat, kami hanya sebatas mengawasi dan sudah menghimbau kepada pihak pengelola Kegiatan, namun terkesan tidak direspon dengan baik”, ungkapnya.
Sementara itu, Kades Lenguselu, Semi Saudale ketika dihubungi via telepon selularnya, Rabu (22/01) pukul 14 :52 Wita, mengatakan semua yang terjadi karena kenaikan harga barang material terutama semen.
“Semen naik harga Kaka dari Rp55 ribu menjadi Rp62 ribuper sak dan itu kesalahannya di PKA. Saya hanya turut mengawasi”, ujarnya Semi mengakhiri.
Pantauan media ini, seluruh permukaan lantai saluran mulai retak akibat pengerjaan yg tidak sesuai dengan spesifikasi. Saat ini sedang dilalukan penambalan di bagian permukaan sementara bagian dasar dibiarkan begitu saja. (Rudy M)
Komentar