Bangga ! Yonif 743 Dilengkapi Senjata Canggih Buatan Indonesia

Metrobuananews.com | Kupang – Jika menelisik alat utama sistem persenjataan (alutsista), kiblat dunia mungkin masih pada Amerika Serikat dan Rusia. Namun SPR-2 yang digunakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha, ternyata buatan anak negeri yang telah diakui dunia internasional.

Senjata buatan PT. Pindad itu bersanding dengan senjata hebat lainnya dari negara lain, seperti senapan runduk Zastava M93 Black Arrow buatan Serbia.

Komandan Yonif 743/Pradnya Samapta Yudha, Mayor Inf I Putu Tangkas Wiratawan, melalui Bintara Yonif 743, Serda Reo, di lokasi pameran Alutsista di Lippo Plaza Kupang, Sabtu (6/10/2018) dengan lugas menjelaskan kecanggihan sejata SPR-2.

Baca Juga:  Lima Kodim Ikut Pendayagunaan Koramil Model

“SPR-2 ini adalah senjata yang diaiapkan khusus untuk penembak runduk dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi”, jelas Serda Reo.

Menurut Serda Reo, senjata ini biasanya digunakan sebagai senjata pengintai karena bisa digunakan dari jarak 2 km dan dilengkapi teleskop dengan pembesaran hingga 10 kali.

“Senjata ini biasa digunakan untuk menyerang sasaran strategis, seperti instalasi penting dari jarak jauh atau pimpinan musuh, bisa tembus plat baja”, tandasnya.

Baca Juga:  Eunia Ernista : Sekolah Kami Sudah Bagus, Terima Kasih Pak Komandan
Senjata SPR-2

“SPR-2 mempunyai kemampuan yang luar biasa, senjata ini bisa menembus tank baja. Di balik amunisinya, ada peledak yang dapat menghancurkan kendaraan tempur dalam hitungan detik dan memiliki jangkauan tembak sejauh 2 km”, imbuh Serda Reo.

Lebih lanjut Serda Reo menjelaskan, senjata SPR-2 kaliber 12.7 mm, dengan panjang keseluruhan 1755 mm, sementara panjang laras 1055 mm. Bobot senjata ini memang aduhai, yakni 19,5 kg.

Baca Juga:  Diguyur Hujan, TNI di Batas NKRI - RDTL Tetap Semangat Tinjau Patok Perbatasan

“Kapasitas magasen sebanyak 5 butir”,  ungkapnya.

Dijelaskan pula, untuk menembak butuh pengetahuan lebih, misalnya harus memperhatikan suhu,  arah dan kecepatan angin. Kendati demikian, tidak semua anggota TNI bisa menggunakan SPR-2.

“Senjata ini dikhususkan bagi pasukan elite TNI AD. Yang memegang senjata ini sebelumnya sudah mengikuti pendidikan Susbaduk (Kursus Penembak Runduk) selama 3 bulan”, katanya.

Dengan dilengkapi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memadai dan canggih TNI akan terus menunjukan profeaionalismenya untuk rakyat dan NKRI. (MBN01)

 

Komentar