Kupang, NTT
Sebagai bentuk kesiapsiagaan terhadap bencana, BPBD Kota Kupang gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Kepaloa Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Kupang, Elsje Sjioen, kepada awak media, Jumat (22/11/2024) pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk penggunaan air itu harus hemat. Dan pembersihan di setiap aliran irigasi air sehingga debit air tersebut tetap terjaga dengan baik.
“Dalam sosialisasi, pra bencana, telah menghimbau untuk tetap menjaga sumber mata air yang ada dan tidak membuang-buang air serta tidak merusak hutan/kawasan cagar alam secara kolektif membuat Waduk atau Embung untuk menampung air hujan dan dipergunakan saat musim kemarau,” ujarnya.
Sementara dalam konteks pertanian itu Elsje mengimbau agar masyarakat memanfaatkan mulsa. Sementara untuk memenuhi kebutuhan air Fia juga telah menyarankan untuk menggunakan tandon air sebagai penampung air hujan.
“Mulsa adalah meterial penutup tanaman budidaya untuk menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, kami juga menyarankan membuat atau menyediakan tandon air di sekitar pekarangan rumah untuk menampung air hujan,” pungkasnya.
Untuk mengatasi dampak kekeringan Elsje menekankan, yang paling utama adalah bagaimana menghemat air, baik skala rumah tangga maupun skala industri-industri disini terkait dengan peternakan, pertanian dan lain-lain.
“Ketika musim kemarau memang banyak daerah yang mengalami kekeringan, baik itu pertanian dan juga skala rumah tangga,” jelasnya.
Ia menyebut bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk penggunaan air itu harus hemat. Dan pembersihan di setiap aliran irigasi air sehingga debit air tetap terjaga dengan baik.
Komentar