Kupang, NTT
Forum Wartawan NTT mendesak Executive Director, Institute of Resource Governance and Social Change (IRCGS), Dominggus Elcid Li, meminta maaf secara terbuka di media masa atas pernyataannya yang sangat melecehkan profesi wartawan.
Dalam opini tersebut Elcid Li membeberkan soal penanganan kasus Covid 19 di Nusa Tenggara Timur. Salah satu kutipan dalam opini itu menyebutkan “Kisah di Kota Kupang lain lagi. Setelah dihantam makelar rapid test kelas teri plus beberapa wartawan lapar”.
Penyebutan wartawan lapar ini dinilai sebagai bentuk penghinaan terhadap profesi jurnalis atau wartawan.
Ketua Forum Wartawan NTT, Joy Rihi Ga, dengan tegas mengecam pernyataan Elcid Li.
“Kami mendesak Dominggus Elcid Li untuk mengklarifikasi sebutan Wartawan Lapar. Wartawan siapa yang disebut lapar? Apa maksud sebutan tersebut”, tegas Joy.
“Elcid juga harus minta maaf secara terbuka karena pernyataan yang bersangkutan sangat mencederai profesi kami. Kalau ada wartawan yang seperti dituduhkan Elcid dalam opininya maka sebut saja nama oknum tersebut, jangan digeneralisir”, imbuh ketua Jurnalis Online Indonesia itu.
Menurut CEO media online Seputar NTT ini, jika Elcid Li tidak minta maaf maka forum wartawan NTT akan menempuh upaya lain.
Senada, Pimpinan Media Online Rakyat NTT, Semy R. Baluk, dengan tegas mengutuk pernyataan Executive Director IRCGS, Dominggus Elcid Li, yang dinilai menghina profesi wartawan.
“Seharusnya sebagai akademisi, pak Elcid lebih arif dan bijaksana memilih diksi untuk digunakan dalam opininya, bukan dengan kalimat yang tidak beretika seperti itu”, ujar Semy geram.
Seharus di dalam opini tersebut, lanjut Semy, Elcid Li menjelaskan secara tuntas setiap kalimat yang digunakan, bukan asal bunyi.
“Beliau harus mengklarifikasi maksud dari frasa “wartawan lapar”, tegas mantan redpel koran Timor Expres itu.
Kekesalan yang sama disampaikan Wartawan Tempo, John Seo, menyikapi opini Elcid Li yang terkesan melecehkan profesi wartawan.
“Pak Elcid Li ini orang mengerti, seharusnya tidak bersikap sebaliknya. Dia harus paham bahwa profesi ini (Wartawan) adalah profesi yang sangat mulia. Kenapa demikian, profesi ini sudah banyak membesarkan orang, termasuk pak Elcid Li”, ungkap Jose, demikian sapaan akrab wartawan spesialis investigasi ini.
Jika Elcid Li tidak minta maaf, lanjut Jose, wartawan NTT bersepakat untuk memboikot seluruh pemberitaan yang berkaitan dengan yang bersangkutan.
Sementara itu, Executive Director, Institute of Resource Governance and Social Change (IRCGS), Dominggus Elcid Li yang dikonfirmasi awak media, Jumat (22/1/2021) seperti dilansir diantimur.com, menjawab santai pertanyaan wartawan. Ia malah meminta wartawan mengkonfirmasi persoalan itu ke ketua AJI NTT.
“Tolong tanya ketua AJI, dia yang muat. Kenapa tulisan itu dimuat oleh wartawan,” katanya. (MBN01)
Komentar