Kupang, NTT
Sebuah pengakuan tulus dilontarkan seorang warga kelurahan fatululi saat Awang Notoprawira menggelar kampanye terbatas di RT 08,RW 02, Kelurahan Fatululi, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang, Kamis (31/1/2019) malam.
“Nasionalisme kakak Awang tidak perlu diragukan lagi, saya kenal beliau sudah lama”, cetus Jeger Tomboy.
Dia mengatakan, kendati Ia dan Awang berbeda keyakinan, Awang pemeluk agama Islam dan Jeger Kristen tetapi tidak menjadi hambatan dalam pergaulan mereka.
“Kakak Awang ini berteman tidak pilih-pilih”, ujar Jeger.
Menanggapi pernyataan Jeger, Awang Notoprawira mengatakan, Ia memang muslim tulen tetapi Ia besar di tengah keluarga Kristen.
“Saya besar di tengah keluarga Kristen, dulu saya sekolah di SMP Frater, kemudian melanjutkan ke SMA Katholik Geovani, dan saya terbentuk di sana sehingga saya belajar banyak hal tentang kebersamaan”, kata Awang.
Sosok Awang dikenal luas oleh masyarakat Kota Kupang, tidak hanya mereka yang berduit tapi juga kaum terpinggirkan.
Bukan hanya sesama muslim, tapi Awang juga menjadi sandaran umat lain yang hidup di Kota Kupang. Misalnya, ketika perayaan Paskah yang biasa ditandai dengan pawai, maka angkutan milik Awang paling banyak digunakan secara gratis oleh peserta pawai paskah.
Dia sadar bahwa dia hidup di rumah Flobamora, rumah yang dibangun dalam suka dan duka bersama tanpa melihat sekat agama dan suku.
“Perbedaan bukan untuk membeda – bedakan tetapi dengan perbedaan kita harus belajar betapa pentingnya kebersamaan”, tandas calon anggota DPR RI Partai PAN, Nomor Urut 1, daerah pemilihan NTT 2.
Pembawaannya yang sederhana kadang membuat masyarakat NTT tak menyangka jika Dia adalah seorang pengusaha sukses.
Pria yang kerap menggunakan kacamata itu ternyata adalah pemilik perusahaan ekspedisi Suntraco.
Selain sebagai pengusaha sukses Awang adalah pimpinan Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kendati demikian, Ia tetap sederhana dan down to earth (merendah), karena menurutnya, hidup hanya sementara dan harta benda hanyalah titipan Tuhan yang tak perlu disombongkan. (MBN01)
Komentar