Karena Air, SPK Dinobatkan jadi Umbu Matawaema di Lewa Paku

Lewa, NTT

Calon Gubernur NTT, Simon Petrus Kamlasi, melakukan safari politik ke Kampung Adat Lewa Paku, Senin, 4 November 2024, siang.

Ketika tiba di pintu masuk kampung adat raja lewa paku, SPK disambut dengan ritual adat Pahambur marata.

“Ritual adat Pahambur Marata adalah sambutan untuk tamu yang naik ke kampung Raja Lewa Paku,” jelas tokoh adat Lewa Paku, Melkianus Ndelu Pari.

Dalam ritual tersebut, tua adat menyiram beras kemudian tamu dipersilahkan menginjak telur ayam hingga pecah, setelah itu boleh naik ke kampung adat.

“Ritual itu dilakukan untuk mengusir roh jahat yang mengikuti agar tidak ikut naik ke kampung adat,” jelasnya.

Setelah tiba di kampung adat, calon gubernur nomor urut tiga (3) itu didaulat untuk menaruh sirih pinang pada kuburan leluhur.

“Itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan sekaligus meminta restu leluhur,” jelas Melkianus.

Rangkaian terakhir dari ritual adat adalah prosesi “tikam babi”, hal ini merupakan bentuk penerimaan yang tulus dari warga kampung Lewa Paku kepada Simon Petrus Kamlasi.

Usai ritual adat, seorang tokoh adat  yang merupakan keturunan lurus dari Raja Lewa Paku, Umbu Mbora, dalam sapaan selamat datangnya memberi julukan nama sumba bagi Simon Petrus Kamlasi.

“Hari ini saya beri nama untuk bapak Simon Petrus Kamlasi, dengan sebutan Umbu Matawaeama artinya mata air emas,” ungkap Umbu Mbora.

Menurut Dia, pemberian nama tersebut tanpa alasan. Pasalnya, Simon Petrus Kamlasi telah memberikan kehidupan berupa sumur bor dan pompa hidram.

“Bapak sudah berbuat banyak, kami tidak bisa balas kebaikan Umbu Mata Waeama (SPK),” ujar Umbu Mbora.

Dia memastikan, paket SIAGA menang di kecamatan Lewa khususnya kampung adat Lewa Paku.

Komentar