Menelisik Tapak Se’i Miji, UMKM Berbasis Inklusi dari Selatan Indonesia

Kupang, NTT

Ketika pemerintah mulai gencar mengkampanyekan pembangunan ekonomi inklusi berkelanjutan, sebuah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lahir di beranda terselatan Indonesia, tepatnya di Kabupaten Rote Ndao.

Menariknya, usaha yang diberi nama Ikan Se’i miji ini, lahir di tengah gempuran pandemi Covid -19, di mana semua pelaku usaha tiarap bahkan gulung tikar.

Ikan Se’i Miji diambil dari nama pemilik usahanya yakni Maigel Arifen A Dano atau yang akrab disapa Miji.
Miji, merupakan pria penyandang disabilitas netra asal Kabupaten Rote Ndao.

Sebelum membangun usaha pengasapan ikan yang diberi nama Se’i Miji, penyandang gelar Sarjana Theologi ini sempat melakoni profesi sebagai therapis refleksiologi acupresure di Kota Kupang.

Dua tahun berkiprah sebagai therapist, Miji kemudian memilih untuk hijrah ke Rote Ndao, lantaran kesulitan mengumpulkan pundi – pundi rupiah akibat himpitan pandemi Covid 19.

Di sebuah dusun kecil di desa Daleholu, Kecamatan Rote Selatan, Miji kemudian membangun usaha di bidang kuliner yakni pengasapan ikan.

“Saat pulang Rote saya ‘lihat’ banyak orang jualan ikan segar, saya berpikir bahwa ini bisa jadi peluang usaha,” ungkap Miji.

“Tapi Kalau saya jualan ikan mentah juga, maka saya kesulitan. karena itu saya memilih bekerja sama dengan para penjual ikan mentah. Mereka menyuplai ikan mentah kemudian saya produksi menjadi ikan asap,” imbuhnya.

Agar bisa dibedakan dengan usaha lainnya, Miji kemudian menciptakan brand sendiri dengan nama Ikan Se’i Miji.

“Nama Miji kan sudah dikenal luas, karena itu saya sisipkan nama Miji sebagai brand agar semua orang tahu bahwa usaha pengasapan ikan itu adalah milik seorang penyandang disabilitas netra,” tandas Miji.

Se’i Miji begitu diminati masyarakat Rote Ndao. Dengan demikian, usaha Ikan Se’i Miji berkembang pesat.

Usaha Se’i Miji memiliki multiplayer effect bagi kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur, yakni dampak ekonomi, pendidikan dan pengembangan diri.

Pertama, Dampak ekonomi.
Agar bisa berkontribusi bagi pembangunan di Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui usaha yang digelutinya, Miji kemudian mengurus izin usahanya di dinas perizinan.

“Saya daftarkan usaha saya di kementerian hukum dan ham dan juga mengurus izin usaha berupa NIB secara online atau OSS. Jadi saya bayar pajak ke negara sebagai bentuk kontribusi nyata,” jelas Miji.

Selain izin usaha, Miji juga sudah mematenkan merek dagangnya di hak atas kekayaan intelektual (HaKI) dengan brand Ikan Se’i Miji.

Usaha Ikan Se’i Miji tidak hanya memberi dampak ekonomi bagi Pembangunan tetapi juga memotivasi banyak orang, khususnya kaum disabilitas.

“Ada seorang teman disabilitas netra yang sudah putus asa tetapi ketika dia tahu bahwa saya bisa bangkit dan memulai usaha, dia juga termotivasi dan memiliki semangat juang untuk menjadi lebih baik,” katanya.

Kedua, dampak di bidang Pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, Usaha Ikan Sei Miji juga dijadikan tempat penelitian bagi mahasiswa di salah satu kampus di Negeri Sejuta Lontar.

“Semua mahasiswa jurusan managemen melakukan penelitian terkait managemen usaha di Ikan Se’I Miji,” ungkap Miji.

Ketiga, pengembangan diri.
Sebagai bentuk pengembangan diri dan usaha pengasapan ikan, Miji kemudian mengikuti pelatihan yang digelar pemerintah melalui Bhakti Kominfo.

“Tahun 2020 saya ikut pelatihan e-comerce untuk disabilitas di Labuan Bajo. Di situ kami belajar cara berjualan di berbagai platform media e-comerce,” Miji mengisahkan.

Bermodalkan ilmu e-comerce yang dipelajari di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Miji mulai mempromosikan usahanya secara online di berbagai platform media sosial seperti facebook, Instagram dan lainnya.

“Usaha saya mulai dikenal luas hingga Pulau Jawa, Papua, Kalimantan bahkan Timor Leste,” jelas Miji.

Tahun 2021, Miji diundang ke salah satu statsiun TV swasta pada program Kick Andy yang diasuh Andy Noya.

“Saya diundang sebagai disabilitas yang dapat memotivasi di bidang ekonomi yang berbasis teknologi,” urai Miji.

Setelah pulang dari acara Kick Andy, usaha Ikan Se’i Miji makin dikenal luas. Miji diundang sebagai pembicara di berbagai instansi pemerintah, seperti Dinas Koperindag, Pariwisata dan lainnya.

“Saya pernah diundang dinas koperindag sebagai narasumber sekaligus melatih 30 pelaku UMKM cara pembuatan ikan asap,” ungkap Miji.

“Saya sangat senang karena bisa berbagai ilmu dengan para pelaku UMKM lainnya,” imbuh Miji.

Selain diundang di berbagai instansi pemerintah, Usaha ikan Se’i Miji juga difasilitasi Bank NTT dalam program UMKM Desa Binaan.

“Saya bisa dengan mudah akses permodalan untuk peningkatan usaha, serta transaksi non tunai,” tandasnya.

Kendati sudah dikenal luas dan produknya diminati banyak orang, Miji terus mengasah kemampuannya melalui berbagai pelatihan guna mengembangkan usahanya.

“Tahun 2022, saya ikut pelatihan digital marketing yang digelar bhakti Kominfo. Setelah pelatihan, diadakan kompetisi dan saat itu saya keluar sebagai pemenang atau juara 1,” ungkapnya.

Owner Ikan Se’i Miji, Maigel A A Dano dan Dirut Bhakti Kominfo, Dr. Fadhilah Mathar, M.Pd pose bersama di Istana Kerajaan Korea Selatan, (29/10/2023). (Foto Istimewah). 

Prestasi tersebut membawa Miji ke sebuah pencapaian yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Oleh Bhakti Kominfo, Miji diberi kesempatan untuk study visit ke Kore Selatan.

“Seharusnya kami berangkat tahun 2022, namun karena satu dan lain hal, kegiatan tersebut ditunda. Akhirnya Oktober 2023, saya bersama 11 orang juara tingkat nasional di bidang masing – masing, di bawah pimpinan Dirut Bhakti Kominfo, ibu Indah, kami berkunjung ke Korea Selatan,” ujar Miji.

Selama enam (6) hari berada di Korea Selatan, Miji mengaku banyak hal baru yang didapati sebagai pelajaran yang memotivasi.

“Orang – orang di Korea sangat disiplin dan menghargai waktu sehingga mereka bisa sukses,” kesan Miji.

Selain itu, lanjut Miji, di Negeri Ginseng itu, kejujuran sangat dijunjung tinggi. Tidak heran jika Korea Selatan dijuluki sebagai negara paling aman di dunia.

Hal yang paling mengesankan, menurut Miji, pemerintah Korea Selatan sangat peduli terhadap kaum disabilitas.

“Di semua ruang publik, baik gedung pemerintah maupun jalan – jalan umum, disediakan fasilitas yang aksesibel untuk kaum disabilitas,” terang Miji.

Pengalaman Miji selama di Korea Selatan menjadi energi baru bagi Miji untuk mengembangkan usahanya.

Saat ini Miji sudah memiliki 2 gerai penjualan Ikan Se’i Miji di Rote Ndao, namun Miji mengaku belum puas dengan pencapaian tersebut.

“Saya sudah dapat tempat di Kupang, jadi dalam waktu dekat akan buka cabang di sini (Kupang),” ungkapnya.

Miji bermimpi, suatu ketika Ikan Se’i Miji, akan menjadi brand terkenal dan masuk ritel modern, sehingga berkontribusi bagi pembangunan daerah dan memberdayakan kaum disabilitas di seluruh Indonesia.

“Kita mesti berkontribusi bagi pembangunan di daerah ini, bukan menjadi beban bagi pemerintah,” tandas Miji.

Miji berharap, pemerintah tidak hanya menggaungkan wacana pembangunan ekonomi inklusi, namun mewujudnyatakan dalam kegiatan – kegiatan yang berpihak pada kaum rentan, seperti pemberian modal usaha untuk pengembangan ekonomi disabilitas dan pelatihan berbagai keterampilan di bidang kewirausahaan.

“Kalau hanya membangun wacana, semua orang juga bisa, tetapi kita butuh tindakan nyata berupa program pro kaum difabel dan kaum rentan lainnya,” pinta Miji.

Miji tidak bisa melihat dunia dengan mata telanjang, namun mampu memecah kebuntuan hidup dengan tekad yang kuat.

Dia berharap, UMKM Ikan Se’i Miji dari Selatan Indonesia menjadi embrio lahirnya ribuan UMKM inklusi berbasis digital di Nusantara. (Nyongky)

Komentar