Kupang, NTT
Jembatan Palmerah di Selat Gonzalu, Kabupaten Flores Timur, digagas oleh Mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, tahun 2016 lalu, akhirnya akan dibangun di masa pemerintahan Gubernur NTT, Viktor B Laiskodat tahun 2019.
Pembangunan jembatan yang menghubungkan Larantuka dan Adonara itu akan dilakukan peletakan batu pertama (Ground Breaking) pada awal April 2019 mendatang.
“Ground breaking akan dilaksanakan awal April, sementara konstruksi akan dilaksanakan akhir tahun ini”, kata Mr. Daniel, Staf FMO NL Business Develops, sebuah bank pembangunan Belanda yang terstruktur sebagai lembaga keuangan internasional sektor swasta bilateral yang berbasis di Den Haag, Belanda saat rapat bersama pemprov NTT di kantor Gubernur NTT, Selasa (22/1/2019)
Daniel menjelaskan, anggaran untuk membangun jembatan Palmerah sebesar 225 juta US dollar atau sama dengan Rp3 triliun lebih, sepenuhnya ditanggung FMO.
Jembatan tersebut akan dilengkapi dengan turbin pembangkit listrik tenaga air untuk memanfaatkan arus laut yang cukup deras.
“Turbin yang akan digantung di jembatan berukuran 8 meter, arus listrik yang akan dihasilkan sebesar 300 mega watt”, terang Daniel.
Dia menjelaskan, pembangkit listrik yang dipasang di jembatan Palmerah merupakan pembangkit listrik arus laut terbesar di dunia.

Lebih lanjut Dia mengatakan FMO sudah berkoordinasi dengan PLN sehingga ketika proyek tersebut rampung maka arus listrik tersebut akan dibeli oleh PLN, dengan demikian anggaran tersebut digunakan menggantikan biaya pembangunan jembatan.
“Jadi jembatan tersebut sebenarnya gratis”, katanya
Terkait nasib nelayan yang selama ini mencari hidup di Pantai Palo-Tanah Merah Adonara, Mr. Anthon mengatakan, proyek pembangunan jembatan Palmerah akan menyerap 800 tenaga kerja, sehingga akan memudahkan warga lokal untuk mendapat kerja.
“Akan diutamakan tenaga lokal dan nelayan disana akan diutamakan,” tandasnya
Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno mengatakan DPR NTT mendukung penuh rencana pembangunan jembatan Pancasila-Palmerah.
“Kami sangat mendukung proyek ini karena anggaran dan semua tahapan serta pekerjaannya ditanggung oleh Belanda sehingga tidak membebani keuangan daerah”, kata Anwar Pua Geno.
DiA mengatakan, masih banyak daerah di Flores yang belum menikmati listrik karena itu pihaknya sangat pembangunan jembatan Palmerah.
“Kalau bisa cepat direalisasikan. Sangat bermanfaat untuk membuka isolasi dan masyarakat juga bisa menikmati listrik”, ujar Pua Geno.
Hadir dalam rapat tersebut, Asisten II Setda NTT, Alexander Sena, Kadis PU NTT, Andre Koreh, Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno, Ketua Komisi IV DPRD NTT, David Wadu dan utusan Dinas Pertambangan NTT. (MBN01)
Komentar