Kupang, NTT
Dana Desa (DD) yang sudah dikucurkan oleh pemerintah pusat ke provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga tahun 2018 mencapai Rp7.4 triliun. Angka yang cukup fantastis, tetapi apakah pemanfaatannya sudah tepat sasaran?
Jumlah yang cukup besar tersebut merupakan akumulasi dari kucuran anggaran yang selalu meningkat setiap tahunnya.
Wakil Gubernur NTT, Josef Nae Soi saat membuka dan menjadi Keynote speakers pada Seminar Nasional Akuntansi Sektor Publik di Aula Politeknik Negeri Kupang, Jumat (2/11/2018), mengatakan Dana Desa yang dikucurkan bertujuan untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Harus diingat, yang paling berkuasa dalam pemanfaatan DD bukanlah Kepala Desa melainkan Musyawarah Desa. Musyawarah ini melibatkan para tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, tokoh perempuan. Mereka semua harus diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di desa”, jelas Josef.
Menurut Nae Soi, ketika semua elemen masyarakat diikutsertakan dalam perencanaan sampai pelaksanaan kegiatan di desa maka tujuan pemanfaatan Dana Desa akan tepat sasaran.
“Dana Desa fokus mengurangi kemiskinan, ketimpangan di desa, mengembangkan ekonomi produktif, dan menggerakan industri-industri kecil pedesaan. Saya mengajak para mahasiswa khususnya mahasiswa akuntasi untuk memberikan pendampingan bagi para Kepala Desa”, ajak Josef Nae Soi.
Nae Soi, menegaskan pengalokasian Dana Desa (DD) bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan oleh karena iti, DD harus dikelola secara optimal demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.
“Garda terdepan dari republik ini adalah desa. Ada adagium lama yakni desa makmur, negara kaya, sebaliknya desa melarat, negara bingung”, kata Wagub.
Direktur Politeknik Negeri Kupang, Nonce Farida Tuati, SE, M. Si menanggapi secara positif ajakan Wagub. Menurutnya, DD telah menciptakan banyak perubahan di desa seperti sarana dan prasarana desa yang semakin baik serta tingkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun tidak dipungkiri masih juga terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengelolaan DD.
“Kiranya seminar hari ini dapat memberikan masukan konstruktif bagi pemanfaatan DD. Kami siap bantu Pemerinntah Provinsi. Kami punya kurang lebih 1.000 mahasiswa siap turun ke lapangan, ke desa untuk berkolaborasi dengan pemerintah desa. Kami juga punya teknologi yang bisa digunakan untuk memberdayakan masyarakat, mengelola hasil olahan masyarakat”, pungkas Nonce. (MBN01)
Komentar