Metrobuananews.com | Aimere – Kasus Korupsi dewasa ini bertumbuh subur, ibarat jamur di musim hujan.
Hingga Mei, Sebanyak sebelas kepala daerah menyandang status tersangka korupsi di KPK pada tahun 2018.
Beberapa di antaranya terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK.
Hal ini menunjukan bahwa kasus korupsi di Indonesia sudah cukup memprihatinkan.
Sekretaris partai Demokrat NTT, Ferdinand Leu, saat kampanye paket Harmoni di Aimere, Kabupaten Ngada, Jumat (25/5/2018), menepis isu yang santer beredar bahwa memilih pemimpin harus yang kaya agar tidak korupsi.
“Saya mau tanya bapa mama, apakah koruptor yang ditangkap KPK itu orang miskin? tentu tidak,” kata Ferdi.
Ironisnya, kata Ferdinand, para pelaku “pengerat” uang rakyat itu adalah kaum borjuis yang kaya raya.
“Semua yang diciduk polisi, jaksa, dan KPK itu orang berada, tidak ada orang miskin yang ditangkap KPK karena korupsi”, jelas Ferdinand.
“Kaya raya tidak menjamin seseorang tidak korupsi,” imbuhnya.
Menurut Dia, masalah korupsi adalah masalah hati atau masalah iman.
“Jika mentalnya buruk maka pasti akan korup”, pungkasnya.
Oleh karena itu, lanjut Ferdinand, masyarakat harus cerdas memilih pemimpin yang beraklak baik dan memiliki hati yang tulus untuk melayani.
Also Visit: Zoom Property
“Kriteria itu ada pada sosok Benny K Harman dan Benny Litelnoni, karena itu pastikan tanggal 27 Juni pilihan kita Paket Harmoni, bukan yang lain”, ujar Ferdinand disambut tepuk tangan meriah. (MBN01)
Komentar